Saturday 5 May 2012

Waktu

Waktu adalah tanda dari sekian banyak jeda pariwara Perputaran detik demi detik yang kian cepat, menghentak lambaian denting jam pasir Aih! Makna apa yang coba dikirimkan Kepala menjadi dayung yang menampuk!!!! Sebal... Geram...

Dunia...

Dunia adalah tempat dimana kita ditempa untuk menjadi orang-orang yang terpilih. Dunia mungkin tidak selalu menjanjikan derajat yang sama antara satu sama lainnya. Dunia bisa jadi tempat adu argumen paling syah diantara debat sengketa yang ada. Tapi tak selamanya, dunia menjadi tempat yang nyaman bagi sebagian hati yang gundah. Adakalanya dunia menjadi poros kehidupan yang bagi kaum-kaum yang terbelenggu dengan waktu. Senantiasa bisa menjadi alur yang tidak menjenuhkan. Berusaha menegur ke dalam hening yang coba mampir dalam kadung lembayung di batas cakrawala. Ah, dunia meracau mengganggu malam yang kian menggalau. Sementara di salah satu sudut cakrawala yang menafsirkan angka keterbatasan yang kian habis. Haduh! dunia marajuk... Bukan... Bukan... bukan dunia yang merajuk. Dunia hanya menjalankan rotasi yang mencoba menariknya kala siang dan malam. Rangkumkan alas kaki di bumi dimana dunia menjadi sepatu yang akan mengantarkan ke pintu gerbang. Rangkauan film mengalir seperti guratan cahaya yang membias di gelas retak. Kembali meracau, menjerit, kebingungan Hingga alfa terhadap detik-detik yang datang menegur. Dunia oh dunia... bisakah harum mencoba mengambarkan perasan bunga mawar putih yang melambangkan dunia suci. Harum yang mewakili bebauan yang menyenangkan hati dan damai di dunia. Yang memantaskan hati dengan segenap dahaga. Dan sekalipun dunia menyatu...