Terkadang kita berkeras hati
Memaksa hasrat dan ego yang saban hari di picu
Berteriak hanya benar yang ini hanya benar yang itu
Kita lupa bahwa ada yang Maha Penentu
Sang pemberi keputusan, Tuhan
Tuhan yang menentukan
Maka Ia tahu yang terbaik
Cukuplah berbijak diri menyikapi
Kata-kata terkadang sekecut lemon, sewangi teh, dan sedingin es. Kata-kata berbicara dengan jelas. Bagaimanapun nadanya, selalu ada makna yang hendak diutarakan. Meski bibir terkunci rapat, hati selalu punya cara untuk menyampaikan. Kata-kata ini pun pada akhirnya hanya untaian makna yang sama sekali tak bertuan.
Wednesday 9 July 2014
Thursday 3 July 2014
Kedinginan
Ditulis 4 Juli 2014
Dingin
Sebuah kata mewakili berjuta makna
Aku kedinginan
Itu jeritan yang hendak kuteriaki
Tapi urung kulakukan
Malu
Sebab malu? Terlalu kekanakankah?
Ah sebab apa lagi...
Berteriak di ruang tenang bak orang gila
Berharap sejuta mata memandang sinis karena aku kedinginan
Aku memang kedinginan
Bibir dan kukuku membiru bahkan lebih tepat mengungu
Tak bisakah ruangan ini sehangat pelukan ibu
Nampaknya tak bisa...
Karena aku satu-satunya yang kedinginan
Ya sudahlah
Nasib
Dingin
Sebuah kata mewakili berjuta makna
Aku kedinginan
Itu jeritan yang hendak kuteriaki
Tapi urung kulakukan
Malu
Sebab malu? Terlalu kekanakankah?
Ah sebab apa lagi...
Berteriak di ruang tenang bak orang gila
Berharap sejuta mata memandang sinis karena aku kedinginan
Aku memang kedinginan
Bibir dan kukuku membiru bahkan lebih tepat mengungu
Tak bisakah ruangan ini sehangat pelukan ibu
Nampaknya tak bisa...
Karena aku satu-satunya yang kedinginan
Ya sudahlah
Nasib
Subscribe to:
Posts (Atom)